PKS Berterima Kasih Pada Soeharto…


Begitulah kira-kira headline yang diangkat dalam acara “Apa Kabar Indonesia?” di stasiun TV One pada hari Selasa, 11 November 2008 pukul 07.30 wib. Diskusi dalam acara tersebut menghadirkan Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) Mahfudz Sidiq dan Dirjen Pemberdayaan Sosial Departemen Sosial, Gunawan Sumodiningrat.

Diskusi ini dilatarbelakangi oleh tindakan fenomenal yang dilakukan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Berbagai tindakan fenomenal yang dilakukan sejak berdirinya Partai Keadilan sampai saat ini memang mengundang perhatian banyak pihak. Betapa tidak, tindakan-tindakan yang dilakukan oleh partai berlambang bulan sabit kembar ini sangat berbeda dengan tindakan yang dilakukan pihak lain. Bukan hanya isu ideologi, bahkan tindakan para aleg di gedung dewan pun mengundang perhatian banyak pihak. Sampai-sampai Iklan Kampanye yang dikeluarkan oleh PKS melalui media televisi pun tidak luput dari perhatian banyak pihak.

Mungkin kita masih ingat iklan kampanye yang dikeluarkan oleh PKS pada akhir oktober lalu yang mengundang kecaman dari beberapa ormas Islam. Kali ini, Iklan Kampanye yang mengambil tema “Hari Pahlawan” pun mengundang kontroversi. Alasannya sangat sederhana, karena PKS menampilkan sosok Soeharto sebagai Guru Bangsa dan Pahlawan versi PKS. Bukan hanya sosoknya, urutan kemunculan pada nomor dua setelah Soekarno pun menjadi sorotan. Padahal di dalamnya ada juga Bung Tomo, Jenderal Sudirman, dll.

Hal inilah yang menjadi topik hangat dalam diskusi pagi itu. “Mengapa PKS menampilkan sosok Soeharto sebagai Pahlawan, padahal beliau memiliki kontribusi besar dalam keterpurukan bangsa ini?” tanya pembawa acara kepada Ketua FPKS. Dengan santun dan hati-hati (memang sudah karakternya para kader PKS), Ketua FPKS tersebut menjawab bahwa misi yang dibawa dalam iklan tersebut bukanlah sosoknya apalagi sisi kampanye, tapi lebih kepada pendidikan kepada masyarakat mengenai penghargaan kepada orang-orang yang telah berjasa bagi Bangsa dan Negara Indonesia. Jika diperhatikan, pada masa Soeharto tersebut terjadi beberapa prestasi yang sangat luar biasa. Di antaranya adalah kemandirian ekonomi, swasembada pangan, harga barang pokok yang murah, dll. Terlepas dari berbagai sisi negatif yang ada. “Jadi kami mengajak kepada para kaum muda, untuk melihat dan mempelajari berbagai sisi positif yang telah oleh para pemimpin bangsa Indonesia dan menghindarkan berbagai sisi negatif yang ternyata muncul darinya” ujar Ketua FPKS.

“Meskipun pembelajaran ini harus diikuti oleh terbukanya luka lama selamat rezim Soeharto dan pemberian gelar Pahlawan?”, tanya balik dari pembawa acara. Ketua FPKS tersebut kembali menjawab, yang kami angkat di sini bukan hanya gelar pahlawan, tapi juga Guru Bangsa. Beliau pun menambahkan, memang benar ada berbagai sisi negatif yang dimiliki oleh Soeharto, dan kader-kader PK pada tahun 1998 adalah orang-orang yang ada di barisan terdepan dalam melakukan berbagai aksi saat itu. Tapi, kami mencatat ada banyak jasa positif yang dilakukan oleh Soeharto saat memimpin dulu. Dan hal itulah yang menjadi misi kami (PKS) terhadap para kaum muda untuk bisa mempelajari berbagai sisi positif para pemimpin bangsa ini agar bisa membawa bangsa ini kepada kemajuan.

Hal itupun diamini oleh Dirjen Dayasos, Depsos, bahwa gelar pahlawan itu diberikan kepada orang-orang yang telah melakukan pengabdian kepada bangsa ini selama hidupnya dan mendapatkan gelar kepahlawanan dari pemerintah, dalam hal ini diberikan oleh Presiden. Bahkan, tambahnya, bahwa saat ini memang telah banyak masukan kepada kami untuk menjadikan Soeharto sebagai Pahlawan Bangsa. Tapi tidak mudah bagi kami untuk memutuskan hal tersebut, karena banyak aspek yang diperhatikan. Termasuk keberterimaan masyarakat secara luas, ujar Dirjen Dayasos Depsos, Gunawan S.

*   *   *   *

Terlepas dari itu, saya pribadi melihat ada pesan positif yang dibawa oleh PKS ini. Senada dengan Pak Mahfudz tersebut bahwa tetap ada sisi positif yang harus menjadi pelajaran bagi kita dari orang-orang besar di bangsa ini. Terlepas dari berbagai sisi negatif yang dimiliki oleh orang tersebut. Pahlawan juga adalah manusia. Tidak ada manusia yang sempurna. Hanya Allahlah yang Maha sempurna. Pasti, selalu ada sisi negatif dimiliki setiap manusia. Dan itu bergantung dari kebijaksanaan kita untuk dapat melihat sisi positif dibalik sisi negatif dari orang-orang yang mungkin kita benci.

Hmmm.. Jadi bertanya-tanya nih.. Kira-kira apalagi ya tindakan-tindakan fenonemal PKS untuk membawa bangsa ini kepada kemajuan? [PHM]

Pos ini dipublikasikan di Aktual dan tag . Tandai permalink.

8 Balasan ke PKS Berterima Kasih Pada Soeharto…

  1. ardee berkata:

    waah… blog ini kayaknya belom masuk di aggregatornya kd_itb ya? Boleh dimasukin?

  2. anti berkata:

    Sebuah Kesalahan Fatal Dibuat PKS

    Aneh sekali yang dilakukan PKS. PKS semakin pragmatis saja. Bukannya memperbaiki mental dan pemahaman masyarakat tentang Suharto, malah semakin menjerumuskan masyarakat pada kubang kehancuran. Jika koruptor, penjahat Ham (penculikan, penghilangan secara paksa, pembunuhan) disebut pahlawan guru bangsa. Sakit rasanya menerima PKS sebagai partai masa depan.
    Sisi negatif dan positif adalah hal yang mesti. Tapi harus jujur. apa positifnya?
    Baik saya sebutkan sisi negatifnya saja. soal positifnya biar antum yang nulis ya…:
    1. Menjadi presiden di atas pembantaian massal hingga 1,5 juta manusia.
    2. Membuka lebar-lebar (obral murah) perusahaan. asing yang ternyata tidak menjadikan Indonesia menjadi baik tapi malah semakin terpuruk.
    3. Mewariskan utang hingga US 150 miliar dollar.
    4. Penculikan dan pembunuhan terhadap aktivis atau orang yang berseberangan pandangan dengannya.
    5. Koruptor kelas kakap.
    6. Menjadikan masyarakat Indonesia sebagai bangsa bermental kuli. Contoh terus menghamba pada utang.
    7. Masih banyak lagi.

    Tapi yang patut dipahami adalah Suharto menjadi presiden selama 32 tahun karena bentuk2 represi penindasan dan kekerasan terhadap yang berseberangan. Hasilnya ketika Reformasi ditumbangkan oleh gerakan mahasiswa.

    Tapi aku semakin mengerti dengan sikap mempahlawankan Suharto sekaligus sebagai guru bangsa. karena PKS memang tak ubahnya orde baru yang tidak pernah merecoki kepentingan ekonomi Amerika Serikat, contoh Freeport, Exxon, Newmont dll.

    Atau memang PKS menjadi kaki tangan AS. padahal kita tahu, kekayaan yang dikeruk dari bumi Indonesia adalah untuk membiayai perang di Irak, Afganistan dan mensuport Israel (yg Yahudi) memerangi kaum muslim di Palestina.

    Semoga PKS bisa berfikir lebih jernih.

  3. anti berkata:

    Satu lagi. bukti dari kegagalan Suharto adalah:
    Tak kuat menahan goncangan krisis ’97. ini menunjukkan:
    1. Fondasi ekonomi di bawah pemerintahannya sangat rapuh. padahal negara lain tidak separah Indonesia.
    2. Ada proses demokrasi yang macet. sehingga muncul keinginan dr daerah untuk memerdekakan diri, walau akhirnya pemerintah selanjutnya yang harus menanggung dengan memberikan kemerdekaan 1/2 hati, otonomi daerah dan otsus bagi Aceh dan Papua.

    mohon dipertimbangkan. kalau perlu pemberian gelar pahlawan dan guru bangsa bagi Suharto bs dicabut, dari pada menimbulkan kemarahan rakyat.

    Yang terakhir, mohon PKS tidak malah membodohi masyarakat yang masih bodoh. seharusnya memberikan pemahaman politik siapa itu Suharto sebenarnya, buka topengnya.

  4. anti berkata:

    Ada lagi. kalau menimang positif dan negatif, maka apakah George Bush bisa jadi Pahlawan?
    Pol Pot, Hitler bagaimana?

    Apa yang sudah diperbuat Suharto untuk Islam? yang ada adalah DOM di ACEH, di sana perempuan dan anak2 tak berdosa ikut terbunuh, diperkosa dll.

    Begitupun kasus Tanjung Priok bagaimana?

    apa masih tetap memberikan gelar pahlawan dan guru bangsa pada sang Diktator? Machiavelis?

  5. anti berkata:

    “Jika diperhatikan, pada masa Soeharto tersebut terjadi beberapa prestasi yang sangat luar biasa. Di antaranya adalah kemandirian ekonomi, swasembada pangan, harga barang pokok yang murah, dll. Terlepas dari berbagai sisi negatif yang ada.” (secuil dari tulisa di atas).

    Saya coba kritik.
    1. Kemandirian ekonomi yang mana? buktinya kekayaan alam diobral dan tergantung utang, hingga menumpuk tak mungkin terbayarkan 7 turunan!
    2. Swasembada pangan hanya beberapa tahun saja, selanjutnya tanah rusak karena menggunakan pupuk anorganik yang jelas2 merusak humus pada tanah!
    3. Harga bahan pokok murah? memang itu tugas pemerintah yang digaji dari uang rakyat kalau tidak seperti itu, maka makan gaji buta dong. Bukan hanya itu, dengan kekayaan alam seperti itu, seharusnya bisa lebih dari itu:
    – Pendidikan gratis
    – Kesehatan gratis
    – Modal usaha (finansial, tanah dll)

  6. anti berkata:

    “memang benar ada berbagai sisi negatif yang dimiliki oleh Soeharto, dan kader-kader PK pada tahun 1998 adalah orang-orang yang ada di barisan terdepan dalam melakukan berbagai aksi saat itu,” (dikutip dari tulisn di atas)

    1. Ada sisi negatif! kenapa bukan ini yang jadi permasalahannya?
    2. Kan, PKS besar seperti saat ini karena Suharto dijatuhkan terlebih dahulu. kalau masih tetap berkuasa, dan tidak dijatuhkan belum tentu seperti ini.

    Sekali lagi saya ingatkan. jangan memutar balikkan fakta!

    Atau PKS mau dibilang pendukung Orde Baru? Karena memang di dewan Syuro PKS ada dua (mantan) anggota BIN (tentara)! Jangan memungkiri!

    Kalau perlu tulisan ini tidak dihapus. lebih baik dikomentari, agar rakyat tahu!

  7. harimukti berkata:

    @ Ardee : Silakan saja,,,,

    @ Anti : Memang tidak akan mudah dilupakan dari ingatan kita tentang berbagai tindakan perventif yang dilakukan oleh rezim Soeharto. Mudah2an bisa ada penjelasan lebih lanjut dari pihak PKS tentang kondisi ini, agar tidak kehilangan kepercayaan masyarakat yang saat ini telah ada. Tapi, memang PKS tidak berhak memberi gelar pahlawan kepada siapapun, itu adalah hak prerogatif pemerintah.

  8. ikamili berkata:

    Walaupun ini sudah kejadiannya hampir sebulan yang lalu, tapi saya tertarik berkomentar setelah membaca tulisan Pak Tif di Republika hari ini (3/12).

    Intinya dalam perjuangan ada yang tsawabit (tidak boleh berubah) dan ada wasilah (bisa berubah). Insya Allah PKS tidak berubah secara asas dan ideologi serta cita-cita dan idealisme perjuangan.

    Adapun kasus iklan Suharto ini saya kira adalah bisa dianggap sebagai suatu ‘kebablasan’ dari sisi wasilah. Mungkin tim media terlalu semangat atau dilanda euphoria yang berlebihan tentang rekonsiliasi dan wacana-wacana di sekitar itu.

    Kritik-kritik bagi PKS tentang kasus ‘kebablasan’ ini insya Allah dapat menjadi pelajaran bagi para petinggi PKS (sekjen cs khususnya, kenapa saya sebut begini karena belakangan Pak Tif apalagi Pak HNW menolak kalau iklan ini sudah disetujui oleh DPP PKS).

    “Fadzakkir fainna dzkro tanfa’ul mukminin”. Berilah peringatan sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang beriman.

    Di sisi lain kita juga patut berwaspada bahwa sampai lolosnya iklan ini mungkin juga merupakan rekayasa intelejen tingkat tinggi yang bermaksud menjatuhkan PKS.

    ‘Ala kulli haal, mari kita bertawashow bil – haq dan tawashow bil shabr, termasuk terhadap para petinggi PKS

Tinggalkan Balasan ke harimukti Batalkan balasan